terbisik sayup pilu
"aku mencintaimu, tapi aku menderita" katamu
lunglai harapan tercabik
tak kuasa menahan merungut
'ku bisikkan disunyiku
"aku harus tersenyum"
mewarnai tirai kesedihan
yang sejatinya lebih mendalam
dari bongkahan tangisan alam
merunduk aku kini,
tak mampu lagi ku lempar pandangan
pada wajah murung
yang binar matamu layu
maka, "rebahkan sebak didadaku" bisik lirihku...
agar luah semua sesak
tumpah dalam harapan...
terpejam mataku kini,
menahan buliran mutiara kesedihan
menunggu mimpi mengantar pagi
menjelma hangat terik bahagia
kini semakin menyelimuti
semoga terang lekas menyeluruh
selamat ulang tahun milikku
yakin mengawali dan menyemangati
semua yang terpendam dalam benak
membuncah kebaikan tertapak
selamat lebih tua istriku
dari mudanya jiwa dan ego
menguning kebijakan naluri
mendinginkan gemuruh hati
selamat lebih memutih rambutmu
mewarnai keruh gulita
men"Dhangan"kan kemelut taqdir
mengurai irama dzikir
barokallah fii umrik...
04042019
Antologi Puisi Kangbarok